Tulisan ini adalah
sambungan dari beberapa tulisan sebelumnya:
- Ketahuilah tentang Ruh Qudus
- Dua Hal Utama yang Dilalaikan Ulama
- Tauhid Islam Tidak Mengajarkan Pengesaan Tuhan
- Iblis, Setan Paling Purba, dan Orang Kebatinan
Paling Sakti Takut Anda Membaca Tulisan Ini
Salaam, Sobat Sarang..
Akhirnya, tiba juga waktunya untuk menyampaikan hal yang pernah
saya janjikan sebelumnya pada postingan ... Mohon maaf jika ada di antara Sobat
Sarang yang menunggu-tunggu. Mohon maaf kepada semuanya ya. Dua bulan
terakhir saya terpaksa mendahulukan urusan di luar internet. {Sudah lama
dicuekin, duniaku merajuk dan bikin onar.. maka sebagai penghuni dunia mau
takmau saya gampar dulu tuh pengganggu kekhusyukan, hehehe. Selalu ada waktu
terbaik untuk menyampaikan dengan cara yang terbaik, Allahu'alam}
Mudah-mudahan ada di
antara Sobat Sarang yang mencari, mendalami, dan mengkaji sendiri topik ruh
yang pernah saya cetuskan dulu itu. Jadi, ketika membaca ini..Sobat termasuk
yang sudah TST, tau sama tau. Amin. :) Oya, sebagai
penebus penantian, di akhir postingan ada 2 bonus untuk Sobat.
Baiklah, sekarang kita
muat lagi ayat yang oleh kebanyakan muslim dijadikan sandaran bahwa "soal
Ruh itu hanya Allah yang tahu".
وَيَسۡـَٔلُونَكَ عَنِ
ٱلرُّوحِۖ قُلِ ٱلرُّوحُ مِنۡ أَمۡرِ رَبِّى وَمَآ أُوتِيتُم مِّنَ ٱلۡعِلۡمِ
إِلَّا قَلِيلاً۬
Dan mereka bertanya
kepadamu tentang ruh. Katakanlah: "Ruh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan
tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (Q.S. al-Israa: 85)
Perlu Sobat ketahui bahwa sebagian besar isi kitab suci al-Quran
itu merupakan contoh kasus atas segala sisi yang terjadi dalam kehidupan.
Jadi, ketika Allah Swt. pernah berfirman,"Pada hari ini telah
kusempurnakan untukmu agamamu"(al-Maidah: 3), yakinkan diri Anda bahwa
semua sudah ada penjelasannya dalam Quran dan Sunnah. Yakinkan bahwa Quran
memiliki penjelasan untuk segala hal; semua contoh kasus yang menyangkut
kehidupan insan, termasuk dalam hubungannya dengan yang gaib. {Anda yakin Quran
sama sekali tidak memberikan petunjuk untuk menanggapi hal-hal "baru"
seperti kloning, UFO, Alien, dan misteri alam lainnya?}
Yang membedakan kitab
suci dengan selainnya adalah fakta empiris bahwa isi kitab suci itu bisa
dipakai untuk menjelaskan segala hal, baik secara terpisah ayat per ayat
(secara bertanggung jawab), maupun dikaitkan dengan kasus ketika ayat tersebut
diturunkan. Kalau yang bukan kitab suci, paling-paling hanya bisa dipakai
menjelaskan satu atau beberapa hal secara parsial. Nah, salah satu contoh kasus
itu kita hadapi sekarang. Frasa "contoh kasus" ini kalau kita bawa ke
ranah ilmu Quran, disebut sebab turunnya ayat (asbaabun nuzul).
Asbaabun Nuzul Surat
al-Israa ayat ke-85
Imam Bukhari mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Mas'ud
r.a. yang menceritakan, bahwa aku berjalan bersama dengan Nabi saw. di
Madinah, sedangkan beliau bersandar pada sekedup kendaraannya. Maka kami
bersua dengan segolongan orang-orang Yahudi. Lalu sebagian dari mereka
berkata, "Bagaimana kalau kalian tanyakan kepadanya?" Maka
berkatalah mereka, "Ceritakanlah tentang roh kepada kami." Maka
Nabi saw. bangkit sesaat seraya mendongakkan kepalanya, aku mengetahui bahwa
saat itu ada wahyu yang turun kepadanya, dan ketika wahyu telah usai kemudian
Nabi saw. bersabda membacakan firman-Nya, "Roh itu termasuk urusan
Rabbku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit." (Q.S.
Al-Isra 85).
Imam Tirmizi mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Abbas
r.a. yang menceritakan, bahwa orang-orang Quraisy berkata kepada orang-orang
Yahudi, "Ajarkanlah kepada kami sesuatu yang akan kami tanyakan kepada
lelaki ini (Nabi Muhammad saw.)." Maka orang-orang Yahudi itu berkata
kepada mereka, "Tanyakanlah kepadanya tentang roh," lalu
orang-orang Quraisy itu menanyakannya kepada Nabi saw. Maka Allah menurunkan
firman-Nya, "Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah! 'Roh
itu termasuk urusan Rabbku.'.." (Q.S. Al-Isra 85).
Ibnu Katsir mengatakan, kedua hadis ini dapat dihimpunkan
dengan berbagai peristiwa yang melatarbelakangi turunnya ayat ini. Demikian
pula Al-Hafizh Ibnu Hajar mengatakan hal yang sama. Atau dapat diartikan
sewaktu Nabi saw. diam setelah ditanya oleh orang-orang Yahudi, bahwa hal itu
dimaksud untuk memperoleh tambahan penjelasan mengenainya. Dan jika tidak
demikian keadaannya, maka hadis yang tertera dalam kitab sahih adalah hadis
yang lebih sahih. Dan pula hadis sahih diperkuat pula dengan suatu kenyataan,
bahwa perawinya yaitu Abdullah bin Masud, turut hadir menyaksikan kisah
turunnya ayat ini, berbeda dengan Ibnu Abbas r.a.
|
Mari kita iqra
lebih dalam data di atas. Hal yang perlu diperhatikan adalah poin penting ini.
"Siapa yang
bertanya pada Rasulullah saw. soal ruh?"
Jawabnya: kaum Yahudi.
"Jadi, kepada
siapa ayat tersebut Allah tujukan?"
Jawabnya: kaum Yahudi.
Nah, jadi yang tidak
diberi pengetahuan soal Ruh, kecuali hanya sedikit itu, ya bangsa Yahudi, bukan
Nabi Muhammad Saw. dan umat beliau! Argumen tersebut bukan tanpa dasar.
Saudaraku sekalian, Allah itu Esa, demikian juga dengan ilmu-Nya, segala sesuatu terhubung satu dengan lainnya Demikian juga kandungan al-Quran al-Karim. Jika sudah memahami tauhid meski baru sebatas ilmu, insyaAllah Anda akan terbiasa dengan pengesaan. Anda akan melihat isi Quran itu saling berkaitan. Lalu makna hadis berkaitan dengan ayat Quran, lalu dunia dan segala isinya terpandang sebagai sebuah wujud keesaan. Bukan karena kecerdasan kita, melainkan karena Allah berkehendak menunjuki.
Saudaraku sekalian, Allah itu Esa, demikian juga dengan ilmu-Nya, segala sesuatu terhubung satu dengan lainnya Demikian juga kandungan al-Quran al-Karim. Jika sudah memahami tauhid meski baru sebatas ilmu, insyaAllah Anda akan terbiasa dengan pengesaan. Anda akan melihat isi Quran itu saling berkaitan. Lalu makna hadis berkaitan dengan ayat Quran, lalu dunia dan segala isinya terpandang sebagai sebuah wujud keesaan. Bukan karena kecerdasan kita, melainkan karena Allah berkehendak menunjuki.
"Dan bagi
orang-orang bersungguh-sungguh menuju Kami, sungguh Kami akan tunjukkan
jalan-jalan Kami" (al-Ankabut: 69).
Yahudi Ingkar dan Materialisme
Kembali
ke Yahudi, :P Dalam kaitannya dengan ayat di atas, mari kita
telaah dulu ayat lain dari Quran tentang bangsa yang satu ini. Salah satu
karakter bangsa Yahudi adalah bahwa mereka ini super-duper matre! xP
(baca: berpaham materialistik)
Ya, Quran mencatat
bangsa ini merupakan bangsa pertama yang mengingkari adanya yang gaib. Berikut
ini detail kematerialistisan mereka.
BANGSA YANG PERTAMA
MENGINGKARI SIFAT GAIB DAN BERPAHAM MATERIALISME
Allah berfirman: (QS. Al-Baqarah:.55-56) “Dan ingatlah ketika kamu berkata: “Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami dapat melihat Allah dengan jelas, maka kamu disambar petir sedang kamu menyaksikannya. Kemudian Kami bangkitkan kamu sesudah kematianmu supaya kamu bersyukur." Bangsa Yahudi yang dipilih oleh Nabi Musa untuk menyertainya 'pergi ke bukit Tursina ketika Musa kembali kepada mereka yang tiba-tiba didapatinya telah menyembah patung anak sapi dengan penuh keingkaran dan kesombongan berkata kepada Musa: "Kami tidak akan sudi mengakui kebenaran ucapanmu, bahwa Kitab Suci yang engkau bawa itu dari Allah, dan engkau telah mendengar firman-Nya serta Allah menyuruh supaya menerima dan mengamalkan Kitab suci-Nya sebelum kami dapat melihat wujud Allah dengan mata kepala sendiri."
Hathor: Anak Sapi Emas-Berhala Yahudi Ingkar
Gambar dari Harun Yahya Indonesia
Dijungkir 180' juga sama seramnya.
Salah satu penampakan wajah Iblis?
Ucapan Kaum Yahudi
kepada Nabi Musa sebenarnya hanyalah sebagai alasan yang dicari-cari, supaya
perbuatannya menyembah patung anak sapi dapat dimaklumi oleh Nabi Musa as.
Namun karena kedurhakaan dan kecongkakan mereka yang sangat keterlaluan ini
mengakibatkan mereka binasa disambar petir. Orang-orang Yahudi yang masih
taat kepada Nabi Musa selamat dari bencana ini.
Di dalam Taurat disebutkan, bahwa sebagian dari orang-orang
Yahudi yang mengikuti Musa berkata, "Mengapa Allah hanya khusus
berbicara ke pada Musa dan Harun saja, tetapi tidak berbicara kepada kita!
Maka tersebarlah hal ini kepada Bani Israil seluruhnya, lalu mereka bertanya
kepada Musa sesudah kematian Harun, "Sesungguhnya nikmat Allah kepada
Bangsa Israil adalah karena Ibrahim dan Ishak. Lalu mencakup seluruh bangsa
ini. Sedangkan engkau tidak lebih baik daripada Ibrahim. Karena itu engkau
tidak berhak menguasai kami tanpa adanya keistimewaan. Dan kami tidak akan
percaya kepadamu sebelum kami dapat melihat wujud Allah dengan nyata."
Lalu mereka dibawa Musa ke suatu tempat perkemahan tertentu,. Tiba-tiba bumi terbelah dan menelan sebagian dari mereka dan dari jurusan lain datang api, lalu menyambar sisanya. Bangsa Yahudi yang sama sekali tidak mau menggunakan akal sehatnya, tetapi hanya menurutkan bisikan setan adalah suatu kaum yang sungguh sungguh berwatak materialis. Walaupun mereka telah terpenuhi permintaan-permintaannya kepada Nabi Musa berupa mendapat makanan yang turun dari langit ataupun musibah sebagai bukti yang terjadi di hadapan mereka sendiri akibat kedurhakaan mereka sendiri, tetapi mereka tetap ingkar kepada seruan dan ajakan tauhid. Di bawah pimpinan Nabi Musa, Bangsa Yahudi telah memperlihatkan sikap kejahilan yang tak ada taranya. Karena mereka meminta kepada Musa agar dapat melihat Allah dengan mata dan kepala sendiri. Sungguh tak ada golongan manusia di permukaan bumi ini yang watak materialis dan pandangan materialisnya seperti bangsa Yahudi. Karena itu tidaklah mengherankan kalau bangsa Yahudi merupakan pionir dari semua pandangan sesat seluruh jagat ini. (Sumber: 76 Karakter Yahudi dalam Quran Penyusun: Drs. M. Thalib |Cetakan Pertama: April 1989 Penerbit: CV PUSTAKA MANTIQ) |
Dan
menurut saya, kematrean mereka ini--kalau meminjam frasa trademark-nya
Rhoma Irama--masuk dalam kategori:
Akurrrr, Bang Haji.. !!
Bagaimana tidak, Allah sudah membelahkan Laut Merah untuk
menyelamatkan mereka dari cengkeraman Firaun Amnahotab III (al-Baqarah: 49),
"mewakafkan" satu wilayah Bumi khusus untuk mereka, bahkan memerintah
awan untuk menaungi mereka selama perjalanan serta memberikan sumber makanan
langsung dari sisi Allah (al-Baqarah: 57). Tapi, mereka tetap saja
bersikap sebagai makhluk paling kufur nikmat sekolong langit (al-Baqarah: 61).
Itulah ketetapan Allah: "pelit" ilmu soal yang gaib (dalam hal
ini Ruh) pada mereka.
Dengan pemahaman seperti ini, tidak seorang pun bisa menyalahkan jika ada literatur yang memberi anotasi pada terjemahan ayat 85 surat al-Israa.
وَيَسۡـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلرُّوحِۖ قُلِ
ٱلرُّوحُ مِنۡ أَمۡرِ رَبِّى وَمَآ أُوتِيتُم مِّنَ ٱلۡعِلۡمِ إِلَّا قَلِيلاً۬
Dan mereka (orang Yahudi) bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah (kepada mereka): "Ruh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (Q.S. al-Israa: 85) |
Saya anjurkan Sobat untuk menanyakan pada pakar tata bahasa Arab
maupun pakar terkait apakah yang ditambahkan dalam anotasi tsb. mengubah makna
dalil ayat tsb.? InsyaAllah jawabannya sama dengan yang ada di sini. :)
Ruh, Isra Mikraj, dan
Teknologi
Lalu, apa buktinya Nabi Muhammad Saw. dikaruniai Allah
pengetahuan tentang Ruh? Ibadah salat lima waktu adalah salah satu buktinya.
Ketahuilah Sobat, perjalanan Isra Mikraj tidak akan pernah terjadi tanpa
pengetahuan mengenai Ruh. Teknologi manusia hingga kini belum bisa membuktikan
secara ilmiah bagaimana mungkin perjalanan itu bisa terjadi, tetapi sudah
banyak arif billah yang membuktikannya langsung secara empiris.
Artinya mengalami langsung! Bagaimana mungkin manusia bukan nabi dan rasul
bisa melakukan napak tilas Isra Mikraj? Buka al-Kahfi ayat terakhir. Itu dasar
hukumnya.
Ini juga bukti bahwa teknologi manusia itu masih ketinggalan jauh dibandingkan dengan ilmu al-Quran. Jadi jika ada fenomena yang belum bisa dibuktikan secara ilmiah, bukan Quran-nya yang tidak ilmiah. Pencapaian teknologi manusianyalah yang masih primitif dan terbelakang.
Ini juga bukti bahwa teknologi manusia itu masih ketinggalan jauh dibandingkan dengan ilmu al-Quran. Jadi jika ada fenomena yang belum bisa dibuktikan secara ilmiah, bukan Quran-nya yang tidak ilmiah. Pencapaian teknologi manusianyalah yang masih primitif dan terbelakang.
Sungguh salah kaprah
orang yang menggantungkan keyakinannya pada pencapaian teknologi. Jika
pencapaian teknologi itu baru 2% dari kandungan al-Quran, berarti iman orang
itu baru 2% juga. :P
|
Baiklah, saya cukupkan dulu sampai di sini, ya. Buat Sobat Sarang yang sepemahaman dengan saya dan gak jadi melabeli saya dengan kata "sesat", :P InsyaAllah ke depannya nanti kita bahas lebih dalam soal Ruh berdasarkan ilmu tauhid hakiki Islam. Sebagai penutup, silakan ambil dua bonus yang saya janjikan di awal perjumpaan. Selamat menikmati.
Bonus
|
E-Book
Sst..sebagian besar karakter tsb. mirip banget dengan
karakter orang-orang liberalis macam JIL, AKKBB, en Wahid Institute lho..
Foto eksklusif
.
No comments:
Post a Comment