Islam itu berisi :

Islam itu berisi :

Wednesday, January 27, 2016

28. Kurikulum Kasyaf



Kasyaf.

Tuhan itu wajib kita sadari saja ADA. Sadari Tuhan beserta kita dan kita dengan Tuhan Maha Esa. Yang Maha Esa itu Tuhan, bukan kita. Yang dimaksud Maha Esa itu tidak bercerai, tidak bersekutu; tidak ada antaranya: tidak jauh, tidak dekat. Satu, tidak mengenal dua [=tunggal].

Sadari maharuang itu Zat-Mutlak. Tentulah kita sadar keberadaan kita ada di dalam Zat-Mutlak. Kalau kesadaran men-"jadi"; kita tidak tidur di dunia lagi, tetapi tidur di tempat husnul khatimah: tempat yang penuh rahmat.

Yang namanya ilmu kasyaf itu tidak pakai baca-baca lagi. Cukup dengan sadar saja, bisa jadi segala-galanya. Kalau dengan kesadaran saja men-"jadi", lalu buat apa pakai tapa-tapa, bakar-bakar kemenyan, pakai pesugihan-pesugihan. Semua itu cara-cara jin, setan, Iblis!

Kita ini diciptakan Tuhan sebagai manusia. Pakai Tuhanlah, Bodoh! Goblok kalau tidak pakai Tuhan.

Hal salah, banyak orang tahu. Tetapi dirinya tersalah, tidak tahu.
Makanya kalau kita tahu, lebih baik diam. Selamatlah kita.
Jangan mengaku tahu, rupanya tidak tahu. Celakalah kita dan pengikut-pengikut kita.
Mengaku sampai, padahal tidak sampai. Bala yang didapat.


Kalau sudah duduk di maqam kasyaf, tidak ada menyatu-satukan lagi, tidak ada mengingat-ingat lagi , dan tidak ada tafakur-tafakur lagi. Setiap detik, setiap sekon, mahaesa terus sampai yaumil qiyamah.

Belajarlah betul-betul pada ahlinya, jangan pada yang pandai omong saja.

Sekolahan formal saja, selesai sekolah dasar lalu ke menengah hingga ke perguruan tinggi. Selesai masa-masa semester dilalui, bawalah kesarjanaanmu.
Begitu juga kalau guru sudah mendudukkan kamu di maqam kasyaf, bawalah kesarjanaan ketuhananmu. Berlaku di dunia dan di akhirat.

Kadang-kadang aku sedih melihat di luar sana banyak orang yang rajin belajar, tapi tidak ada guru yang dapat mendudukkannya di maqam kasyaf. Di Al-Mukminuun jelas-jelas diberi tahu.

Belajar sampai ruhani saja sudah duduk di tingkat kasyaf. Pelajaran akhir selanjutnya untuk mengembangkan keruhanian.

Pelajaran pertama: kejasmanian.
Pelajaran kedua: keruhanian.
Pelajaran ketiga: kenuranian.
Pelajaran keempat: kerabbanian.
Pelajaran kelima: kerja nyata.

Tangan lengkap jarinya ada lima. Satu jari saja tidak ada, disebut tangan berjari buntung. Kalau jari murid cacat, susah buat kerja dong, Tuan Guru.


Ilmu kasyaf ini tingkat akhir untuk kemahaesaan.
Mukadimah, Babul Awwal:
Kasyaf jasmani menghantarkan ke kasyaf ruhani;
kasyaf ruhani menghantarkan ke kasyaf nurani;
kasyar nurani menghantarkan ke kasyaf rabbani.

Kasyaf rabbani menimbulkan mu'ayanah atau pembuktian-pembuktian nyata yang membersihkan keraguan. Muncul kekuatan keyakinan dan kejazaman. Kita bersih dari keragu-raguan lagi ketika menerima ajaran qadim pada diri kita.

Kita tahu dan bisa membedakan yang mana dari jin, setan, Iblis dan yang mana dari Yang Haq. Bersih dari tipuan-tipuan laknatullah.



Syaikh Siradj




.

No comments:

Post a Comment