Islam itu berisi :

Islam itu berisi :

Wednesday, January 27, 2016

26. Kampus Kasyaf




Orang yang duduk di maqam kasyaf tertinggi itu orang yang di relung hatinya yang paling dalam sekali tidak ada lagi najis-najis al-bathin, tidak ada lagi syirik khafi khafiyun khafi, dan tidak ada lagi tuhan-tuhan yang batal .

Jalan-jalan ahlul kasyaf terdiri atas
sekolah dasar kasyaf jasmani,
sekolah menengah kasyaf ruhani,
sekolah atas kasyaf nurani, dan
universitas kasyaf rabbani.

Di kampus universitas ini mahasiswanya ialah para arif billah yang lulus dengan gelar sarjana ketuhanan. Mereka yang dapat berbahasa qadim dan tahu kemauan Tuhan atas diri. Mereka yang sudah duduk di kasyaf rabbani, sudah Yang Punya Kata Berkata; Yang Punya Lihat Melihat; Yang Punya Tahu Mengetahui.

Kalau mau tahu kemauan Tuhan sama dengan kemauan diri, tafakurlah. Ada perkataan-Nya untuk kita. Musyahadah pada "suara tertinggi"; itulah musyahadah pada Zat.

Kalau sudah duduk di kasyaf rabbani, akan muncul mu'ayanah: pembuktian-pembuktian yang nyata. Pembuktian yang tidak meragukan lagi. Sempurnalah guru pada muridnya.

Dikatakannya:
ada mengingat dan diingat, syirik;
ada menyembah dan disembah, syirik.
Karena sudah mahaesa, apa yang akan diperbuat lagi?
Tidak mahaesa, syirik dan celaka di akhirat. Buka surah Al-A'raf.

Contoh mu'ayanah: Sayyidina Akasyah sekadar mencium maqam rabbani saja bercahaya-cahaya dirinya sampai wafatnya. Kuburnya pun ikut bercahaya-cahaya.


Syaikh Siradj




Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin ‘Utsman bin Karamah telah menceritakan kepada kami Khalid bin Makhlad Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Bilal telah menceritakan kepadaku Syarik bin Abdullah bin Abi Namir dari ‘Atho` dari Abu Hurairah menuturkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Allah berfirman,

"Siapa yang memusuhi wali-Ku, maka Aku umumkan perang kepadanya, dan hamba-Ku tidak bisa mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada yang telah Aku wajibkan (perkara syariat), jika hamba-Ku terus menerus mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan kebaikan, maka Aku mencintai dia, jika Aku sudah mencintainya, 
maka Akulah pendengarannya yang ia jadikan untuk mendengar, dan pandangannya yang ia jadikan untuk memandang, dan tangannya yang ia jadikan untuk memukul, dan kakinya yang dijadikannya untuk berjalan, jikalau ia meminta-Ku, pasti Kuberi, dan jika meminta perlindungan kepada-Ku, pasti Ku-lindungi. Dan aku tidak ragu untuk melakukan sesuatu yang Aku menjadi pelakunya sendiri sebagaimana keragu-raguan-Ku untuk mencabut nyawa seorang mukmin yang ia (khawatir) terhadap kematian itu, dan Aku sendiri khawatir ia merasakan kepedihan sakitnya.”(H.R. Bukhari 6021)



.


No comments:

Post a Comment