Salam alaikum, Sobat
Sarang,
Menyambung sekaligus memantapkan pahaman kita pada postingan sebelumnya Tips Salat Khusyuk Tauhidi: Satu di antara Banyak Cara, berikut ini diketengahkan tips salat khusyuk versi ultimatnya. Dikatakan ultimat karena uraian berikut ini langsung dari narasumber utama Sarang, yaitu Syaikh Undang Siradj.
Padahal postingan sebelumnya bersumber dari ilmu sang guru juga sebenarnya...
Baiklah Sobat Sarang, semoga yang di bawah ini bermanfaat bagi dunia dan akhirat kita semua. Aamiin.
Menyambung sekaligus memantapkan pahaman kita pada postingan sebelumnya Tips Salat Khusyuk Tauhidi: Satu di antara Banyak Cara, berikut ini diketengahkan tips salat khusyuk versi ultimatnya. Dikatakan ultimat karena uraian berikut ini langsung dari narasumber utama Sarang, yaitu Syaikh Undang Siradj.
Padahal postingan sebelumnya bersumber dari ilmu sang guru juga sebenarnya...
Baiklah Sobat Sarang, semoga yang di bawah ini bermanfaat bagi dunia dan akhirat kita semua. Aamiin.
Untuk salat khusyuk,
kita harus tahu apa yang dinilai dan dilihat Allah saat kita beribadah.
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ : إِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَ أَمْوَالِكُمْ وَ لَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ وَ أَعْمَالِكُمْ Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, ”Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian, juga tidak kepada harta kalian, akan tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian”. Karena Allah menilai kita dari hati, jadi bagaimana sebaiknya sikap hati kita pada saat salat? Apa boleh kita baca Fatihah (dan bacaan salat lainnya), sementara hati kita jalan-jalan ke mana-mana; ke selain Tuhan? Belajarlah membersihkan hati dari apa yang ada dalam pikiran kita. Jika kita belum bisa membersihkan hati dari apa yang ada dalam pikiran, bagaimana bisa kita menghadapkan hati pada Tuhan?! Kalau pikiran sudah bersih dari yang selain Allah, barulah hati bisa khusyuk. Sebab semua yang ada di dalam pikiran itu isinya nafsu semua. Alasan betapa kita perlu membersihkan hati dari segala yang ada dalam pikiran, itu karena Allah Mengetahui rahasia-rahasia yang ada dalam pikiran kita.
Bagaimana caranya?
Diamkan perasaan. Otomatis pikiran bersih dari segala sesuatu.
Bagaimana mendiamkan perasaan itu?
jangan ditarik-tarik
ke dalam atau ke luar. Bukan juga mendiamkan (atau menahan) napas, melainkan
mendiamkan perasaan.
Kalau tidak bisa mendiamkan perasaan, tentulah kita mudah dipengaruhi oleh pengaruh-pengaruh batin. Inilah yang merusak hati sehingga tidak bisa khusyuk kepada Tuhan. Sebab pengaruh batin itu kebanyakan adalah nafsu, sedangkankan ibadah itu wajib lillahi ta'ala, bukan li nafsu! Jadi, setiap lillahi ta'ala, ibadah kita pasti billahi ta'ala (dengan Allah terus, tidak ada dengan yang bukan Allah.)
- Syaikh Undang Siradj -
|
UPDATE
Yang didiamkan itu perasaan, apa
hubungannya dengan pusat (udel)?
Bukankah letaknya perasaan itu di hati dan
hati itu ada di dalam dada?
Begini, Sobat Sarang.. Perlu kita ketahui mengenai hadis berikut ini:
Ingat juga bahwa dalam manusia itu terdiri dari 3in1: jasad--nyawa/jiwa/nafs--ruh. Sifat
jasad itu binasa atau tanpa daya, jasad baru bisa bergerak dan hidup karena
dipersatukan dengan ruh. Persis seperti robot dengan energi listrik
penggeraknya.
Dari pertemuan jasad dengan ruh inilah
munculnya jiwa atau nafsu pada manusia. Jiwa ini pada setiap manusia
berbeda-beda, sifatnya unik pada diri masing-masing. Itu sebabnya karakter
manusia itu berbeda-beda.
Kalau dianalogikan, jiwa atau nyawa atau
nafs ini persis merk baterai pada robot tadi. Bisa beda-beda 'kan merknya?!
:D Karena merk baterainya beda, ya beda juga hasil yang tampak dalam kinerja
si robot.
Jadi, mohon bedakan jiwa (keunikan karakter setiap manusia)
dengan ruh. Jiwa atau karakter setiap orang boleh berbeda-beda, tetapi
ruh manusia dengan manusia lainnya itu sama, yaitu cenderung pada kebaikan (hanif).
Kaitannya dengan hadis di atas, Yang dimaksud dengan hati berupa "segumpal daging" di hadis tersebut itu mengacu pada perasaan hati sanubari = jiwa = nafs, sedangkan yang diminta didiamkan dalam salat itu perasaan hati nurani (perasaan di dalam perasaan; perasaannya perasaan) = ruh.
Lalu, di mana letaknya hati nurani atau ruh atau Nur Muhammad itu pada jasad
kita?
Ya di dalam pusat atau udel itu. Apa argumentasinya? Di pusatlah pertama kali anak manusia menerima makanan dan kehidupan (melalui plasenta). Di pusatlah titik tengah jasad manusia dari ubun-ubun hingga ke ujung kaki. Itu juga sebabnya syariat menganjurkan ketika salah itu posisi tangan itu di atas pusat, sedangkan posisi tangan di samping (di atas pinggang) itu khusus untuk salat dalam keadaan perang. Allahua'lam. |
No comments:
Post a Comment