Islam itu berisi :

Islam itu berisi :

Wednesday, January 27, 2016

48. Untung Aku Bukan Orang Jawa




Semua orang yang mengenal tradisi Jawa atau setidaknya pernah berinteraksi dengan pribadi-pribadi Jawa di kehidupan sehari-hari pasti akan setuju bahwa peradaban Jawa merupakan salah satu ajaran kearifan lokal yang luhung dan patut dihormati. Meskipun demikian, sering hati kecil saya berbisik,"Untung aku bukan orang Jawa."


Mohon sabar dulu, jangan salah paham. Tenang, saya muslim dan Islam tidak mengajarkan rasisme, ya. Apalagi isteri saya sendiri juga orang Jawa, hehehe.


Lanjutan dari bisikan hati tadi begini, "Mungkin jika saya dilahirkan sebagai orang Jawa, saya tidak seberuntung orang-orang Jawa muslim yang ber-Islam dengan benar dan ikhlas. Mungkin jika saya dilahirkan sebagai orang Jawa, saya akan termasuk ke golongan orang-orang Jawa yang begini." 


Sabdalangit April 14th, 2009 pukul 14:37
Dan Cinta kasih dapat dijalankan dengan setulus hati, tanpa iming-iming pahala/surga dan ancaman dosa/neraka. Itulah “agama” cinta kasih manusia, ketulusannya melebihi sembahyangnya agama-agama yang selalu berharap pahala dalam mensembahyangi Tuhannya. Berharap upah untuk suatu perbuatan kebutuhan diri sendiri. Pergi ke sekolah dengan berharap-harap mendapat bayar/upah dari kepala sekolah.
Rahayu


Fernando Noyo
Mei 11th, 2010 pukul 23:29
Memang benar dari dulu hingga sekarang kita orang jawa kususnya dan orang Indonesia umumnya selalu dihina,dilecehkan sama peradaban Asing atau budaya yang berasal dari luar jauh sana,sungguh ironis melihat hal itu kita sebagai orang jawa merasa tersinggung berat melihat hal-hal seperti itu,makannya kita sebagai orang jawa tidak boleh menyerah begitu saja,semua itu hanya proses pembodohan dan pembohongan untuk mengkaburkan buday kita yang sebenarnya ,makanya kewaspadaan terhadap pengaruh-pengaruh budaya dari luar kita tingkatkan ,karena hannya akan menyingkirkan budaya kita dan menganggapnya budaya dari luar yang lebih baik.


Lintang Joar
Juni 5th, 2010 pukul 00:28
Mari anak negeri semua,bersemangat lagi.Mari bangun negeri ini menuju puncak kejayaan.Aliran kejawen bukanlah aliran sesat,seandainya di ktp ada pilihan lain tentang status agama..Maka saya akan memilih agama kejawen dan meninggalkan status islam saya.Saya aja sekarang malu nentengin ktp status islam,katanya aja rohmatanlilalamin tp faktanya,terbukti sbagai agama teroris,agama paling ruwet,dan agama paling ngruweti agama liyane,kiyaine mbalonan,ingat saudara2 kalo islam menjajah kita terus2an pasti akan terjadi pemakaian sariat islam dalam dasar pemerintahan dan akirnya lihat faktanya di negara arab,ngeloni pembantu halal…Dan lain sbagainya. Jadi salen arapatek nggenah to


Suprayitno
saya tidak tahu apakah tuhan membenci dan mengutuk keputusan saya untuk meninggalkan agama-agama, yang saya tahu, banyak orang yang membenci saya karena agama mereka sering saya jadikan bahan olok-olok.


Suprayitno Oktober 5th, 2010 pukul 21:44
alloh....alloh, andai saja muhammad tak pernah lahir ke dunia, maka wajah alloh tidak seseram seperti yang sekarang.
Keyakinan memang tidak bisa disalahkan, tetapi banyak keyakinan yang membuat sebagian dari kita menjadi tolol. Tanda ketololan itu adalah merasa yang paling benar dan lebih tinggi dibandingkan keyakinan orang lain. Keyakinan yang tolol berawal dari tuhan yang super tolol.
Ciri-ciri tuhan yang tolol adalah tuhan yang penuh dengan kelemahan dan ketergantungan pada ciptaannya. Tuhan tolol dan lemah adalah tuhan yang tidak bisa bekerja dengan hukum-hukum-Nya sendiri, sehingga alloh itu seperti pengemis yang mesti minta tolong pada nabi untuk menjadi utusan-Nya. Bagi keyakinan saya alloh seperti ini adalah ALLOH MANIPULATIF, alloh palsu, makanya alloh yang palsu harus dimusnahkan/dibunuh supaya dia tidak mengotori jagad raya ini.


Suprayitno September 24th, 2010 pukul 14:39
@bima berkata :
...Allah sudah jelas menyatakannya sebagai kaum yang terkutuk?!....

koment saya : itulah wajah sangar tuhan atau allohnya orang islam/muhammad, kayak kurang kerjaan saja tuhan kok main kutuk-kutuk segala, tuhan apaan neh? Persis kelakuan preman pasar kan? tuhan seperti ini ternyata menjadi sembahan mayoritas orang indonesia, kaciaaaan deh.
makanya akan saya lawan tuhan anda.


Abu GosokFebruari 27th, 2009 pukul 14:45
ngene wae… pambukane iku bismillah sing ana wujude piye?
ya… semacam sesaji/persembahan gicuuu…
ntar gua kasih pahala hahahaha….



Sekali lagi. Untung saya bukan orang Jawa (yang begituan).
Komen-komen semacam itu bertebaran di situs kejawen ternama yang nama dagangnya sama dengan nama sang pemilik komen nomor 1 di atas. Saudara-saudara saya yang muslim Jawa banyak yang tidak menyadari adanya pembelokan akidah di situs yang sudah dikunjungi oleh 171.935 orang Indonesia yang sebagian di antaranya adalah muslimin.


Menit-menit pertama berada di situs tersebut, saya tidak melihat adanya kejanggalan. Namun, semakin lama saya cermati isi tulisan-tulisan di situ (termasuk komentar-komentarnya), naluri tauhid rasanya semakin jelas memberikan sinyal "awas", seperti sinyal warning dini yang dimiliki Spiderman, gitu..hehehehe.


Ketika membaca tulisan dengan judul
Kejawen, Ajaran Leluhur yang dicurigai dan dikambinghitamkan saya sempat ikut simpati dengan keprihatinan sang penulis. Memang benar, setiap yang dijadikan "kambing hitam" pasti adalah pihak-pihak yang tidak bersalah, tetapi teraniaya. Konon, menurut sang penulis, pihak yang mengambinghitamkan ajaran kejawen itu adalah teologi-teologi asing terutama si "pendatang baru". Berikut ini ratapan memelas sang penulis. :D


Selain itu “pendatang baru” selalu berusaha membangun image buruk terhadap kearifan-kearifan lokal (baca: budaya Jawa) dengan cara memberikan contoh-contoh patologi sosial (penyakit masyarakat), penyimpangan sosial, pelanggaran kaidah Kejawen, yang terjadi saat itu, diklaim oleh “pendatang baru” sebagai bukti nyata kesesatan ajaran Jawa.



Hmm... sungguh memprihatinkan ya? Siapakah yang si "pendatang baru yang keji ini?"
Rupanya pertanyaan itu dengan cepat terjawab dan saya melongo.. mangap..
  

Hal itu sama saja dengan menganggap Islam itu buruk dengan cara menampilkan contoh perbuatan sadis terorisme, menteri agama yang korupsi, pejabat berjilbab yang selingkuh, kyai yang menghamili santrinya, dst.

Tidak berhenti disitu saja, kekuatan asing terus mendiskreditkan manusia Jawa dengan cara memanipulasi atau memutar balik sejarah masa lampau. Bukti-bukti kearifan lokal dimusnahkan, sehingga banyak sekali naskah-naskah kuno yang berisi ajaran-ajaran tentang tatakrama, kaidah, budi pekerti yang luhur bangsa (Jawa) Indonesia kuno sebelum era kewalian datang, kemudian dibumihanguskan oleh para “pendatang baru” tersebut. Kosa kata Jawa juga mengalami penjajahan, istilah-istilah Jawa yang dahulu mempunyai makna yang arif, luhur, bijaksana, kemudian dibelokkan maknanya menurut kepentingan dan perspektif subyektif disesuaikan dengan kepentingan “pendatang baru” yang tidak suka dengan “local wisdom”.




Hmm,...apakah ratapan-amarah yang bersemangat ini disertai bukti-bukti atau sekadar curhatan wuesmosi, Mas Ki Sabdo??

Saya lalu beri komentar yang intinya mengingatkan bahwa dalam setiap peradaban agung, selalu ada manusia-manusia bodoh yang merusak citra ajaran. Tetapi, bukan berarti lalu ajarannya yang salah, pengikut-pengikut bodoh yang salah. Waktu itu ingin sekali saya balik bertanya, "Sudah ganti berkali-kali presiden, Indonesia kok malah tambah parah. Pasti karena kebanyakan presiden kita itu (titik-titik)!" Apakah pandangan model ini bijak?? Tentu tidak.
Dan ini jawaban seorang muslim ingusan tentang komen Ki Sabda Alam di atas:


MUXLIMO
September 14th, 2010 pukul 11:31
@ ki sabdalangit:
begini bos, konsep pahala dan dosa itu ada di dalam ajaran agama ditujukan untuk umat yang awam. adapun orang2 khusus dalam agama, seperti para nabi dan wali Allah, memang gak pernah mikirin konsep itu.
Allah Mahatahu atas perbedaan potensi tiap ciptaan-Nya. Makanya Allah tiak main pukul rata aja sambil mengatakan konsep “pahala” dan “dosa” itu konsep omong kosong.
- dengan penyembahan minimum (yang kena iming2 pahala dan takut kena dosa): orang2 awam bisa masuk surga.
-dengan penyembahan maksimum (semata karena Allah): orang2 khawas/khusus juga masuk surga.
Allah terbukti Mahaadil ‘kan?!



Lebih lanjut, saya baca juga tulisan-tulisan lain di situs ramai itu. Salah satunya yang ini: Apakah Nasib Orang-Orang Ini Bergantung pada Agama?
Intinya tentang dua orang yang ditakdirkan terlahir dalam keterbatasan sehingga tidak mungkin menerima ajaran agama mana pun (orang ke-1 tinggal di pedalaman dan primitif, orang ke-2 di Jakarta tapi bisu-tuli-buta). Lalu dipertanyakan, "Apakah mereka berdua juga ditanya malaikat sesaat setelah dikubur ? Apakah ia pasti pula masuk neraka karena tak pernah mengucap kalimat persaksian (=maksodnya syahadat kalee.red.:mux) ?"


Beberapa komentar dari pengunjung terdahulu (yang untuk menemukannya musti ada roll back berkali-kali), memang jadi ikut-ikutan bingung... dan tampaknya mulai meragukan kebenaran agama... duh!.. (propaganda anti-agama penulis cukup berhasil tampaknya, hehehe)

Lalu saya sebagai wakil Islam menjawab (bersandar pada dalil Islam tentunya):
  

"Begini deh. Karena Tuhan sendiri yang berkehendak menakdirkan kedua orang itu dalam keadaan demikian, maka perhitungannya urusan Tuhan sendiri. Yang pasti, di Islam, nama Tuhan yang paling sering disebut di Quran adalah Ar-Rahman Ar-Rahim (Pengasih-Penyayang) dan jawaban kebingungan Anda ada di sini."

مَا يُبَدَّلُ ٱلۡقَوۡلُ لَدَىَّ وَمَآ أَنَا۟ بِظَلَّـٰمٍ۬ لِّلۡعَبِيدِ
Keputusan di sisi-Ku tidak dapat diubah dan Aku sekali-kali tidak menganiaya hamba-hamba-Ku.(Sura 50-Qaf (MAKKA) : Verse 29)

لَا يُسۡـَٔلُ عَمَّا يَفۡعَلُ وَهُمۡ يُسۡـَٔلُونَ
Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya, dan merekalah yang akan ditanyai. (Sura 21 - Al-Anbiya (MAKKA) : Verse 23)



Ada juga tulisan yang temanya senada. Tetap "menertawakan" orang-orang beragama. Judulnya:
"Siapa yang Masuk Surga?" Singkatnya, Ki Sabdo ini berandai-andai. Mengandaikan pada saat yang sama seorang muslim, seorang Kristen, dan seorang Marxis meninggal pada waktu yang sama. Menurut Ki Sabdo, kayaknya tiga orang ini di alam selanjutnya akan memandand alam akhirat dengan pandangan masing-masing. Ketika ada cahaya terang di alam itu, yang Islam akan mengira itu Muhammad Saw., yang Kristen akan mengira itu Yesus, dan yang Marxis akan mengira itu Sanctus Carolus Marx.
Well, intinya sih ini kampanye: ’religion no, spirituality yes’. dan ’agama saya Cinta’


Ini jawaban seorang muslim biasa untuk teknik berandai-andai beliauw ini:


MUXLIMO
September 14th, 2010 pukul 11:40
wew, gak sesederhana ini Ki sabda:
“Dari jauh mereka melihat cahaya. Itulah Jesus, kata Martin, sebentar lagi kelihatan cahaya lagi, itulah Nabi Muhammad kata Abdul dan untuk ketiga kalinya dilihat warna lagi, itulah Sanctus Carolus Marx kata Ivan Iwanovitch – seorang komunis yang sejati. Sampai akhirnya mereka melihat cahaya begitu kuat dan terang sehingga ketiga ruh dipenuhi cahaya dan kemuliaan. Hic es Deus kata Martin, Prinsip Hoffnung kata Iwan, itulah Tuhan Allah kata Abdul. ”

Kalo di Islam sih… begitu kita sampe di aalam kematian: KEMAHAESAAN TUHAN SEJATI itu dimaknai sama oleh setiap ruh.

jadi yang namanya organ otak, kecerdasan, nafsu, kesadaran pribadi, kalaupun masih bekerja, organ2 ini takberdaya untuk menerima KEBENARAN SATU PAHAM: PAHAM TUHAN YANG ESA.


MUXLIMO
September 14th, 2010 pukul 11:44
kalo bener di akhirat juga kita bisa saling salah paham dan salah menafsirkan REALITA SEJATI AKHIRATI, bisa2 sebelum mau ditanya sama para malaikat , mereka bertiga pasti minta waktu untuk debat dulu, malahan bisa debat sama para malaikat juga soal KEBENARAN SEJATI. hmmm… apa bedanya akhirat sama dunia, dong.
agama saya juga cinta: namanya ISLAM. tapi saya tidak menyanjung2 cinta, karena ia juga mahluk, bukan Tuhan.


MUXLIMO
September 14th, 2010 pukul 11:34
INSYAALLAH, MEREKA2 INI YANG MASUK SURGA:
Al-Baqarah (2) : 62
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُواْ وَالَّذِينَ هَادُواْ وَالنَّصَارَى وَالصَّابِئِينَ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحاً فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ وَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ

Sesungguhnya orang-orang mu’min, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang shabiin , siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah , hari kemudian dan beramal saleh , mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
*orang2 shabiin itu orang2 penyembah bintang loh… kok bisa masuk surga juga???
Intinya, semua yang tidak menyekutukan Allah dengan apa pun juga (termasuk dengan ego intelektualitasnya sendiri, tidak menuhankan kebijaksanaan diri sendiri) dijanjikan masuk surga.
Semoga kita tergolong yang masuk surga juga. amin.



Mengapa beliau ini sibuk memikirkan Perbuatan Tuhan,sih? Kenapa tidak memikirkan diri sendiri yang punya sifat anti-agama (Islam) begitu? Sebarkan saja kejawen dengan bijak dan eling, gak usah pake kampanye anti-agama segala deh..

Lebih lanjut, saya coba masuki beberapa situs yang terafiliasi di situs itu, terutama yang "beraroma" Islam. Ternyata situs-situs afiliasi tersebut terhubung dengan situs "Islami" yang terkait juga dengan faithfreedom dan JIL, dua organisasi rapi yang begitu taktis melecehkan Islam dan berusaha menggoyahkan keteguhan iman para muslim pada agamanya sendiri. Hehehe.. ketauan deh.. Dan inilah contoh kesuksesan mereka:



Mas.Jamal
Februari 17th, 2010 pukul 10:34
matur nuwun ki. Alhamdulillahi Robbil Aalamiin

Novianto
Februari 11th, 2010 pukul 21:58
Assalamulaikum,
Saya kebetulan lewat, sewaktu saya search “energi sabdo langit.” Mau tanya, apakah mungkin kesabaran, kesadaran, dan keikhlasan yg tinggi bisa mendekatkan kita ke guru sejati. Mungkin kah tanpa sadar kita bisa mencapai tingkat luduni dan mencapai tingkat sifat Illahi. Saya suka bingung apakah memang saya tahu atau memang saya mau. Apakah memang sejati kita mempunyai warna lebih gelap dari kita sendiri. Saya kadang2 juga melihat sewaktu meditasi, saya (sejati) dikelilingi oleh banyak orang; siapakah mereka. Mohon petunjuknya.

Joko
Februari 17th, 2010 pukul 22:36
Assalamualaikum
salam cinta dan kasih yang dalam, terimakasih atas tulisan yang terasa damai untuk dibaca, penebar kemuliaan disaat orang membutuhkan, terima kasih krn aku juga pingin nimba ilmu yang bisa kuraih.
sangat senang dengan blog ini
Terima kasih


Pada titik inilah, saya menetapkan posisi saya di antara mereka.

MUXLIMO
September 16th, 2010 pukul 21:31
**SILAKAN HAPUS KOMEN INI VIA MODERASI KALO GAK MAU BELANGNYA KETAUAN, YA
DI BLOG KEJAWEN ADA BAGIAN INI—>”ISLAM PENCERAHAN”
TERNYATA ISINYA KEJAWENISASI DAN LIBERALISASI ISLAM. *geleng2 kepala
orang yang melihat dengan cahaya gakan ketipu dengan kepalsuan yang dibungkus kesantunan, prens…


Lalu dengan gesitnya, Ki Sabda Langit (lan konco-koncone) turun ke bumi.

SABDå
September 19th, 2010 pukul 03:49

Bung Muxlimo yth
Saya selalu menyimak komentar2 anda. Ternyata anda sibuk menebar prasangka buruk, dan gemar labelisasi orang lain dengan prasangka buruk anda sendiri. Cobalah lebih dewasa…sebab tanpa disadari panjenengan sedang “bertarung” dengan hati anda sendiri. Ada sesuatu dihasilkan dari pekerjaan menabur kata-kata tuduhan, kata-kata su’udhon, kata-kata penghakiman, labelisasi terhadap orang lain. Yakni; jika ternyata tuduhan tsb salah, berarti penuduh telah melakukan fitnah kejam, minimal memperolok orang lain. Apakah yg seperti ini yg layak disebut akhlak yg karim ?
Meludah ke arah datangnya angin, ludah akan menerpa wajah sendiri.
salam karaharjan



SABDå
September 26th, 2010 pukul 01:55
Muxlimo yth
Saya perhatikan dari awal, hampir tak ada konstribusi yang positif dari kehadiran anda di forum diskusi ini. Di balik simbol-simbol periang dan sikap slengekan anda, ternyata komen-komen anda samasekali tak ada faedahnya, kecuali gemar menebar kebencian kpd banyak orang. Bla..bla..bla..




Hmm... sebenernya siapa sih yang "sibuk menebar prasangka buruk, dan gemar labelisasi orang lain dengan prasangka buruk" sejak awal itu?? Dan apakah yang dimaksud Ki Sabdo dengan "kontribusi positif" itu yang melecehkan orang-orang beragama, mengagungkan pluralisme buta, dan spiritualisme senewen..eh..kejawen?? Duh, mangap deh.. saya bukan muslim abangan, saya muslim beneran :D
(Hebatnya, komen-komen "anak-buah" Ki Sabdo yang vulgar dan seenaknya ngejekin orang-orang beragama sebagai bodoh-tolol, Muhammad sebagai si nabi impor, konsep surga-neraka, dll udah dihapus untuk tetap menjaga wibowo situs keramat)


Lalu, dengan meniru "jurus Ja-im" Ki Sabda,

Wonkawam

Anda harus mahfum disini bukan Blog yang membahas tentang Islam kulit ( cangkang ) secara global, namun di Blog inipun tak perah menolak, mengusir, menghina, menjelekan, memaksa, memfitnah siapapun yang hadir dan mampir.



Ini juga omong kosong. Buktinya, semenjak Ki Sabda turun ke bumi, yang namanya MUXLIMO diam-diam dicekal (dibanned) di situs keramat itu. MUXLIMO cuman bisa masuk, tapi gak bisa komen lagi. heheheh... membungkam orang dengan santun. :D

Apakah karena kebenaran Tauhid begitu merusak misi keluhuran kejawenisme?
[baca juga: Kalimat Logis yang Disukai Iblis]


Eh, udah dulu ah.. :D Demikianlah, silakan Sobat-sobat nilai sendiri karena saya juga bukan bener sendiri. Kapan-kapan kita sambung lagi. Mudah-mudahan gak pada kapok main ke sini. :) Salaam.



N.B:
Saya yakin Ki Sabda Langit baca postingan ini, tapi saya sangsi beliauw sudi turun ke bumi dan nemplok di blog ini untuk komen. Pengalaman saya dengan mereka di kehidupan nyata, kebanyakan orang kejawen itu cuma jago kandang. So, buat para pembela teguh Ki Sabda seperti
Wonkawam, Suprayitno, O'on, Satria Pengging, dll.. silo..monggo rame-rame sowan ke mari. Jangan kuatir..di sini tidak akan ada pembungkaman kok... :)

 .

No comments:

Post a Comment