Islam itu berisi :

Islam itu berisi :

Wednesday, January 27, 2016

43. Tiada Isteri Masuk Surga Karena Suami



Salaam, Sobat Sarang..
Pernah dengar kisah pada zaman Rasulullah Saw. ketika seorang isteri tidak bisa merawat orangtuanya yang sakit hingga kematiannya karena suaminya melarang ia keluar rumah selama suaminya belum pulang? Ya, kisah itu memang ada. Pernah dituliskan oleh Iman Nawawi Al-Bantani (Al-Jawi) dalam kitab Uqudul Lujain. 


Kisah singkatnya begini:
Tersebutlah seorang perempuan salehah yang mendapat pesan dari suaminya yang akan bepergian. Suaminya memintanya tidak keluar rumah sebelum dia datang. Setelah sangsuami berangkat, datang kabar bahwa orang tua perempuan ini sakit keras! Sang istri mengutus seseorang kepada nabi untuk menanyakan apakah ia boleh keluar tanpa izin suami menjenguk orang tuanya yang sedang sakit berat?


Rasul menjawab, "Tetaplah di rumah-mu hingga suamimu datang". Hingga kematian orang tuanya, perempuan tersebut tetap dilarang untuk keluar rumah.


Saat suaminya datang, sang istri menceritakan semuanya. Sang suami menyesali perbuatannya dan bertanya pada nabi. Nabi menjawab bahwa perbuatannya saat ini diampuni karena ketidaktahuannya, dan untuk istrinya Allah telah memberikan pahala yang sangat besar berkat keteguhannya menaati suami, yakni diampuninya dosa-dosa kedua orang tua perempuan itu. (dari bataviase.co.id)


Ada hadis lain berkaitan dengan permasalahan ini:
Sabda Nabi SAW : “Barangsiapa yg taat kepadaku maka ia telah taat kepada ALLAH, dan barangsiapa yg tidak taat kepadaku maka berarti tidak taat kepada ALLAH. Barangsiapa yg taat kepada Pimpinan (Islami) maka berarti ia telah taat kepadaku, dan barangsiapa yg tidak taat kepada pimpinan (islami) maka berarti ia telah tidak taat kepadaku.” (HR Bukhari, kitab al-Jihad, bab Yuqatilu min Wara’il Imam, juz-IV, hal.61)


Dari Husain bin Muhshain dari bibinya berkata: “Saya datang menemui Rasulullah SAW. Beliau lalu bertanya: “Apakah kamu mempunyai suami?” Saya menjawab: “Ya”. Rasulullah SAW bertanya kembali: “Apa yang kamu lakukan terhadapnya?” Saya menjawab: “Saya tidak begitu mempedulikannya, kecuali untuk hal-hal yang memang saya membutuhkannya” . Rasulullah SAW bersabda kembali: “Bagaimana kamu dapat berbuat seperti itu, sementara suami kamu itu adalah yang menentukan kamu masuk ke surga atau ke neraka” (HR. Imam Nasai, Hakim, Ahmad dengan Hadis Hasan) dari sumber ini).


Nah, bagaimana pandangan Sobat soal kisah ini? Well, yang pasti kisah ini masuk urutan kedua (setelah isu poligami) yang paling dipakai kaum feminis untuk menyatakan bahwa ajaran Islam itu tidak memuliakan kaum perempuan dan membuat suami-suami muslim jadi besar kepala. Alasan mereka, bukankan merawat orang tua juga ibadah? Bahkan lebih utama karena orang tua-lah yang membesarkan sang isteri, bukan suaminya. Hmm.. benarkah? Mari kita cermati lebih dalam.


Dari sisi tauhid, tiada seorang pun masuk surga tanpa kehendak Allah Swt. Bukankah dalam salat kita mengucapkan, "Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidup dan matiku semata-mata karena Allah-Tuhan sekalian alam?" (bukan karena taat pada suami 'kan?!) 


Sudah tentu, kedua hadis di atas juga tidak mengabarkan pertentangan dengan prinsip-prinsip tauhid bahwa Tuhan itu wajib dinomorsatukan. Benang merahnya ada pada silogisme ini:
  

Premis 1:taat pada suami saleh = taat pada Rasulullah Saw.

Premis 2:taat pada Rasulullah Saw. = taat pada ketetapan Allah Swt.

Silogisme: taat pada suami saleh = taat pada ketetapan Allah Swt.
atau kita tegaskan saja sebagai: TAAT PADA ALLAH SWT



Jadi pada hakikatnya, isteri dalam kisah di atas mendapat imbalan surga bukan karena suaminya, melainkan karena ia memandang Allah Swt. dalam ketaatannya pada suami.


Jadi, isteri dalam kisah di atas sebenarnya lebih smart daripada aktivis feminisme masa kini mana pun.


Jadi, para suami jangan dulu ge-er bahwa dia penentu hidup akhirati isterinya ya. Hehehee... peace!


[Ya Rabb, sanggupkan aku menjadi kekasih-Mu. Aamiin.]

.


.

No comments:

Post a Comment